Sedekah Bumi Apitan

Sedekah Bumi dipercaya berawal dari penyebaran agama Islam di tanah Jawa dengan media wayang kulit oleh Sunan Kalijaga. Dalam pagelaran wayang kulit tersebut diselipkan makna atau pesan-pesan tentang materi keislaman yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam.Terutama bagi masyarakat Jawa yang pada zaman dahulu belum memeluk agama islam.

Sedekah Bumi merupakan salah satu upacara adat berupa prosesi seserahan hasil bumi dari masyarakat kepada alam yang dilaksanakan di bulan apit menurut kalender Jawa. Upacara ini biasanya ditandai dengan pesta rakyat yang diadakan di balai desa atau di lahan pertanian maupun tempat-tempat yang dianggap sakral oleh masyarakat. Upacara ini sudah berlangsung turun termurun dari nenek moyang kita, dan berkembang di Pulau Jawa, terutama di wilayah yang kuat akan budaya agraris.

Tradisi sedekah bumi dilakukan sebagai perwujudan wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat akan hasil bumi. Pada era modern saat ini suatu budaya atau tradisi harus disesuaikan dengan arus global agar kelanggengan dari suatu budaya atau tradisi tetap terjaga. Biasanya masyarakat desa yang ada di wilayah Kabupaten Demak didalam mengadakan kegiatan apitan atau sedekah bumi juga mengadakan pagelaran wayang atau ketoprak menyesuaikan dengan ke arifan masyarakat yang ada.

Seperti hal nya masyarakat yang ada di Desa Mangunanlor Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak, yang menyelenggarakan kegiatan Apitan atau sedekah bumi bersama dengan pagelaran ketoprak. Kegiatan apitan ini akan dilaksanakan hari sabtu, 18 Juni 2022 dengan memperhatikan protokoler kesehatan di depan rumah Kepala Desa Mangunanlor. Mari saksikan dan jaga kearifan budaya lokal yang ada agar budaya jawa yang adi luhung tetas terjaga.