You are currently viewing TRADISI GREBEG BESAR

TRADISI GREBEG BESAR


Grebeg Besar di Kabupaten Demak tak lepas dari sejarah perjuangan para Wali Songo dalam upaya menyebarkan agama islam pada abad ke XV, di Demak sebagai pusat (Kasultanan Bintoro) di pulau Jawa dengan masterpieces nya adalah Sultan Fattah dan Sunan Kalijaga sebagai tokoh besar yang berpengaruh dalam srjarah Kabupaten Demak. Pada masa kejayaan pemerintahsn Sultan Fattah dan Sunan Kalijaga sebagai penasehat spiritualnya beliau menyelenggarakan Grebeg sebagai media da’wah yaitu Grebeg Maulid, Grebeg Dal, Grebeg Syawal dan Grebeg Besar. Namun yang sampai sekarang tetap dilestarikan adalah budaya Grebeg Besar setiap tanggal 10 Dzulhijjah ( Idul Adha ). Sementara Grebeg lainnya yang masih dilestarikan di Keraton Solo, Yogyakarta dan Cirebon.
Saat ini pemerintah Kabupaten Demak telah mempersiapkan perayaan Grebeg Besar tahun 2019/ 1440 H. yang akan berlangsung dari tanggal 19 Juli sd 18 Agustus 2019 bertempat di Lapangan parkir Tembiring Jogo Indah. Berbagai macam hiburan dan pasar rakyat digelar untuk memberikan hiburan bagi masyarakat Demak dan sekitarnya. Adapun upacara adat yang menjadi rangkaian kegiatan Grebeg Besar sebagai berikut:
1. Pisowanan . Yaitu prosesi pisowanan Bupati Demak beserta rombongan kepada Kasepuhan Kadilangu di pendopo Noto Bratan. Selanjutnya Sesepuh Kadilangu dan kluarga bersilaturahmi kepada Bupati Demak.
2. Bupati, Wakil Bupati, Forkopimda dan Kepala OPD berziarah ke makam Sultan Demak Bintoro di Makam Komplek Masjid Agung Demak dan makam Sunan Kalijaga di Makam Kadilangu.
3. Peresmian / pembukaan Grebeg Besar.
4. Prosesi iring- iringan tumpeng 9 dari pendopo Kab. Demak menuju serambi Masjid Agung dan dilanjutkan dengan pengajian Umum.
5. Tepat pada tgl. 10 Dzulhijjah diadakan penjamasan Kotang Ontokusumo dan Keris Kyai Crubuk yang merupakan pusaka Kanjeng Sunan Kalijaga.
Prosesi upacara adat yang mengawali prosesi penjamasan adalah penyerahan minyak jamas dari Bupati kepada Lurah Tamtomo yang kemudian dengan diarak prajurit patang puluhan disertai rebana dan seni singo barong,arak- arakan menuju ke pendopo Kadilangu. Setibanya di pendopo kadilangu pasukanatau rombongan diterima oleh Pak lurah Kadilangu, kemudian bunga setaman dan minyak jamas diserahkan kepada Sesepuh Kadilangu untuk dilakukan prosesi penjamasan. Melestarikan budaya leluhur itu sangat penting agar nilai-nilai sosial, budaya dan masyarakat tetap tertanam bagi anak bangsa.